Beberapa hari lalu, aku tahu aku telah berhasil menyentil, menjatuhkan bahkan mungkin menginjak-injak ego seseorang, tepatnya 2 orang. Dua-duanya aku lakukan melalui pengiriman surat elektronik.
Menurutku, hanya orang-orang super yang bisa menangani dan berhadapan dengan tipe orang seperti mereka ini. Dari segala jenis manusia yang pernah aku temui, merekalah yang berada di urutan paling atas dari daftar orang yang paling menyebalkan, sadis, tidak pernah mau mengalah, super duper jumbo egois tak terbantahkan, di mana semua orang harus melayani, harus mengerti dan harus memerhatikan mereka; tapi sekaligus mereka mempunyai otak paling cemerlang, sangat pandai berkata-kata dan meyakinkan orang lain, pun berakal banyak. Dua sisi yang sangat kontradiktif memang, dan sama-sama dapat membuat orang lain tercengang sejadi-jadinya. Dan bagiku, syarat orang-orang yang (tak tahu beruntung atau malapetaka) dapat menjadi temanku atau setidaknya aku bisa nyambung dengan mereka adalah orang-orang dengan kriteria sisi positif yang dimiliki oleh dua manusia ini.
Selain sisi positif maupun negatif yang telah aku sebutkan di atas, dua orang ini tidak pernah ada "filter" saat ingin mengungkapkan rasa melalui perkataan ataupun bertindak. Lebih sering tidak memerhatikan perasaan si interlocutor (lawan bicara), jadi hampir bisa dipastikan, bahwa apa yang dikatakan oleh mereka adalah hal yang sesungguhnya, seada-adanya, sebenar-benarnya. Dan ini sangat berguna saat aku ingin belajar sesuatu dari mereka. Dahsyat hasilnya, karena bagiku jika ingin maju, ya memang harus ditempa oleh orang-orang super menyebalkan seperti mereka ini. Istilahnya mereka ini adalah kawah candra dimuka.
Namun di lain pihak, ya begitulah, berhadapan dengan mereka, aku lebih sering menarik napas dalam-dalam dan membiarkan apa yang mereka ingin lakukan. Tak ada dayaku untuk menolak, adu argumentasi dengan mereka, apalagi marah terhadap mereka, jika aku sudah marah pada mereka ini, itu berarti kesabaranku sudah benar-benar habis. Tentu aku sudah memikirkan beribu-ribu kali apa akibatnya, jika aku melakukan hal itu. Terus terang, tidak akan berpengaruh apapun sebenarnya, malahan akan tambah membuat mereka makin menjadi.
Kebetulan aku kenal dua manusia ini hampir bersamaan. Bedanya, satu di antara mereka, dari waktu pertama kali kenal, aku sangat sering berinteraksi dengannya, jadi kami sangat memahami keinginan satu sama lain, bahkan tanpa perlu kami berdua memberitahukan keinginan kami masing-masing ini, kami sudah saling tahu, walaupun ya begitu, jika ego masing-masing sudah dibatas ambang kesabaran, kami juga sering meledak satu sama lain. Dan orang yang satunya lagi, malahan tidak bertemu bertahun-tahun dan baru bertemu lagi beberapa bulan lalu.
Kejadian beberapa hari lalu itu, aku rasa telah mengecewakan, atau mungkin membuat mereka marah, karena ego mereka terluka. Kembali aku sebutkan, karena EGO mereka terluka.
Yang jelas, setidaknya rasa penasaranku terhadap satu orang sudah sedikit terjawab. Memang ia sedih saat aku memberitahukan sesuatu padanya ketika acara itu sudah berlalu. Lalu aku katakan padanya, memang pada akhirnya aku tak memberitahukan acara itu pada siapa pun, sekali lagi tak seorang pun, dengan beberapa alasan. Sepertinya alasan itu cukup masuk akal, malahan ia yang meminta maaf, karena ia langsung menilaiku, tanpa melihat alasanku terlebih dahulu.
Dan untuk orang yang kedua, ia tak memberikan balasan apapun atas kiriman surat elektronikku, yang isinya tentu berbeda dengan apa yang aku kirimkan pada seseorang yang aku maksud sebelumnya. Seperti biasa. Sudah terlalu biasa. Dan aku tahu persis ia akan seperti apa setelah ia membaca semua tulisan yang aku tulis di surat elektronik itu. Kali ini, setidaknya aku yang memintanya untuk mengerti, walau rasanya tetap tak mungkin ia akan memenuhi permintaanku. I really know that person's quality.
Sekali lagi berurusan dengan mereka ini diperlukan persiapan tertentu. Antara lain, bersedia menjadi masokis sejati, harus dan wajib tidak boleh terlalu mudah sensitif atau sakit hati, harus menjadi pendengar yang baik, harus selalu bisa mengalah, harus selalu bisa mengerti bahkan menyetujui semua apa yang diinginkan, usahakan jangan pernah sedikit pun menyentuh ego mereka, jangan pernah membantah atau melawan saat mereka sedang marah, biarkan semua apapun yang ingin mereka lakukan, jangan pernah melarang ataupun mengharuskan apapun kepada mereka; karena mereka ini orang-orang yang sangat pandai dan logis jadi jangan pernah sekali pun memberikan alasan yang tidak masuk akal pada mereka, harus cari cara dan waktu yang sangat tepat jika ingin membenarkan kesalahan mereka atau memberi kritikan, dan ingat selalu bahwa orang sabar pasti disayang Tuhan (walaupun pada akhirnya aku membenarkan ucapan salah satu dari mereka ini, "Orang sabar pasti kesel"). Namun jika waktu dan caranya tepat untuk mengatakan pada mereka, apa yang kamu pikirkan, jangan ragu untuk mengatakan sejujur-jujurnya, seada-adanya, karena mereka akan lebih suka demikian, dan jangan terlalu mendiamkan mereka, saat kamu membiarkan mereka melakukan apapun yang mereka inginkan, walaupun kamu dirundung rasa kesal pada mereka, sesekalilah sempatkan diri menyapanya, mereka tetap perlu itu ("Bingung gak? Atau Anda terlalu gengsi? Huahahahaha, selamat kalau begitu! Selamat tinggal maksudnya kalau bingung dan gengsi! Wakakakak")
Dua manusia ini jika dilihat dari elemen dasar sifat mereka adalah api. Dan aku elemen dasarnya adalah udara. Bagaimana jika udara dan api bertemu? Ada dua hal dan sangat tergantung kondisi si udara/angin. Apabila si angin sedang berhembus sepoi-sepoi menyejukkan si api pun tidak akan membara lebih besar lagi, bahkan bisa mematikan, ingat saja teori tiup lilin saat kita ingin memadamkan nyala lilin yang kita nyalakan jika lampu mati. Namun, jika si angin sedang berhembus kencang, dan bertemu api, mareeee semakin menjadi, ingat teori saat terjadi kebakaran 'kan? Sering kali lebih banyak rumah atau lahan yang habis terbakar karena angin semakin mengobarkan api yang dapat merambat kemana-mana.
"Dan maaf nih, waktu itu anginnya lagi angin puting beliung bouw..."
Oh ya, satu lagi just give me a thousand of Sabtu Pahing's persons, I can handle them all, since a lot of my friends and my relatives were born on this Weton (*hari lahir berdasarkan penanggalan Jawa*).
Damn!!!
Kamis, April 23, 2009
Aku dan Dua Orang Itu...
Pikiran seorang Rufina Anastasia Rosarini pada saat 12.03
Kategori tulisan: Jurnal Hidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar