Di tengah ragu diri, atas taruh rasa sabar yang kubuat jadi tak bertepi...
Aku lihat setitik cahya yang terus bersinar...
Seperti lentera yang menyala walau hanya dari setetes minyak...
Walau redup, tapi tak pernah mati...
Tak tahu mengapa intuisi ini selalu bicara...
Saat berulang kali aku inginkan batas sabarku...
Tak tahu mengapa ia selalu berkata...
Kau memintaku menunggumu...
Aku tahu, tanganmu bagai terikat...
Saat hati ingin menggapaiku...
Kau buatku mati...
Hingga kau pilih kuburkan rasa itu, sementara...
Ratusan, bahkan ribuan detik telah aku lewati...
Tanpa hadirmu...
Ratusan, bahkan ribuan tanda tanya di benakku...
Yang juga belum terjawab...
Segelas mimpi kita belum habis...
Nikmat sakit ini masih terlalu dini kita tinggalkan...
Lagu ini belum selesai...
Bahkan cerita ini baru saja tertoreh...
Aku yakin waktu itu ada...
Untuk kita kembali berdua menulis cerita...
Aku yakin waktu itu ada...
Yang membawa kita kembali bersama...
Pulang ke hatiku lagi, Sayang...
Biarkan dirimu istirahat...
Biar teduh mataku seka peluh lelahmu...
Seperti dulu...
Dan biarkanku kembali di pelukmu...
Seperti saat sayap-sayap ini tak sanggup lagi membawaku terbang...
Biarkan tawamu membawa hatiku kembali ke rumahnya...
Seperti dulu...
----
Cepat pulang, cepat kembali, jangan pergi lagi...
Senin, April 13, 2009
Firasatku...
Pikiran seorang Rufina Anastasia Rosarini pada saat 17.19
Kategori tulisan: Laguku, Persepsimu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar