Dengan sangat terpaksa dan melihat kondisi "kantong" yang sudah tak berisi, aku pun (kembali) dengan amat sangat terpaksa berusaha mencari pekerjaan.
Berkali-kali menerima panggilan wawancara, dan berkali-kali pula aku sendiri yang "menggagalkan" wawancara yang sedang berlangsung dengan segala pikiran dan apapun yang aku batin yang sangat tercermin keluar saat aku wawancara. Contohnya seperti ini...
Wawancara pertama di salah satu perusahaan besar multinasional, yang berkantor di sebuah gedung canggih nan elit di kawasan sepanjang Jl. Jend. Sudirman, Jakarta. Dan saat aku melihat ia yang mewawancaraiku pertama kali.
"Wah, asik nih orang. Funky. Ngomongnya enak. Wawancaranya juga canggih. Nice person. Enak nih kalo dia user gue."
Dan ternyata dia bukan user-ku. Namun kabar gembira pun aku terima, yaitu wawancara kedua di perusahaan yang sama, untuk posisi yang sama, namun kali ini dengan calon atasanku kalau aku diterima nantinya.
Aku pun datang memenuhi panggilan wawancara kedua itu. Dan setelah sekian menit menunggu dengan duduk manis di ruangan yang diminta, aku melihat dari kejauhan seseorang mengarah ke ruangan di mana aku duduk. Pikiran inilah yang saat itu muncul...
"Yahhhhh, ini usernya? Waduuuhh...kok kayaknya pinteran gue ya, trus sepertinya menye-menye nih orang."
Wawancara pun tak berhasil aku laksanakan dengan baik. Sudah aku sadari sejak aku masih menjalani wawancara tersebut. Belum lagi kepiawaiannya dalam teknis wawancara tidak sebaik interviewer yang pertama. Hasilnya, pikiran-pikiran dan urusan ngebatin lainnya pun terjadi.
"Ah, nih orang juga nanyanya kacau. Gak tau mau nanya apaan dia. Biasa wawancara orang ga sih?"
Namun bukan berarti saat itu aku tak mencoba mengontrol diri sendiri looo, walau rasanya aku gagal.
Kegagalan yang aku rasakan ternyata tidak untuknya, tidak untuk yang mewawancaraiku. Terbukti dengan...
"Minggu depan saya minta kamu untuk datang lagi ya. To do something yang tadi saya utarakan."
"Okay. Hari apa?"
"Saya lihat jadwal saya dulu, nanti saya hubungi lewat telepon."
Setelah memasuki elevator yang membawa aku turun, aku pun kembali berpikir...
"That person granted me for 3rd interview? Gue ngga failed niy? Tapi agak males ya punya atasan macem tuch orang."
Aku pun kembali melanjutkan perjalanan hari itu, yang pada akhirnya aku putuskan untuk kembali ke rumah saat matahari masih sedikit bersinar.
Menjatuhkan diri ke atas sofa, dan meraih Bébé tercintaku untuk memeriksa semua surat elektronik yang masuk hari itu. Dan di antara sekian surat yang masuk, aku temukan satu surat dari perusahaan yang tadi mewawancaraiku. Isinya adalah dibatalkannya rencana pertemuan berikutnya.
"What...waaaa...bener feeling gue, menye-menye sungguh itu orang. Beneran ya gue ga boleh ngebatin. Rusuh."
Kesal? Pasti! Namun pastinya setelah beberapa lama, aku bisa menerima dan mensyukuri.
"Gimana bisa kerja bareng, kalo chemical pertamanya aja ga dapet."
Berhari-hari berlalu dari peristiwa yang mengesalkan itu. Aku pun kembali terbenam dengan pekerjaan utamaku sekarang-sekarang ini, yaitu menjadi full time blogger, walaupun sambil harap-harap cemas dan bingung bagaimana agar "kantong" kembali terisi rutin.
Setelah sekian lama tak membuka Yahoo Messenger, hari Rabu lalu akhirnya aku membukanya. Seperti biasa, aku menemukan adanya offline messange. Dan aku menemukan satu pesan di sana...
"Ocha apa kabar? Dah lama ngga keliatan?"
Ternyata dari teman lamaku. Aku pun membalas pesan tersebut.
"Baik, kenapa?"
Namun tak dibalas. Aku pun melanjutkan aktivitasku yang saat itu baru saja menyalakan laptop dan mulai memeriksa semua akun media internet yang aku miliki. Sesaat aku membuka salah satu akun surat elektronikku, aku menemukan satu surat darinya, yang intinya ia membutuhkan tambahan seorang karyawan di perusahaan miliknya.
Tak berapa lama, temanku ini membalas pesan yang aku tinggalkan di Yahoo Messenger, yang kemudian kami lanjutkan dengan obrolan mengenai urusan pekerjaan itu.
Sampai di suatu titik perbincangan ini terjadi...
"Elo mau gue bantu cariin orang atau apa? Kalo mau gue bantuin cariin orang, elo mau yang kayak apa, selain yang capable dengan kerjaan yang tadi elo uraikan."
"Kalo elo sendiri tertarik ngga?"
"Elo sendiri tertarik ngga sama gue?"
"Kok elo bales nanya?"
"Hehehehehe..hmm kualitas gue sebagai temen dengan kualitas gue di kerjaan jelas beda loo. Makanya gue tanya balik ke elo."
"To be honest, you're on my top list candidate. Terus gantian donk elu yang sekarang jawab gue."
"Gue tertarik, iya. Wow, growing company berarti masih perlu 'benah-benah' kiri-kanan, dan gue dipercaya total sama elo buat megang from a to z urusan orang-orang tempat loe? And gue ntar lebih ke arah mikirin konsepnya? And I get sub-ordinate, double wow. New and challenging."
"Ya udah, elo main ke kantor ya."
"Gak besok 'kan?"
"Besok gue masuk sih, dan orang yang bakal elo gantiin juga ada."
"Senen aja lah ya. Eh ya, satu lagi, gue mendingan tegas di awal, gue ngga suka yang menye-menye. Kalo misalnya nanti kita deal, urusan pekerjaan tidak sama dengan urusan pertemanan ya. Kalo elo ngga suka sama kerjaan gue, jangan pernah ember ke mana-mana, mending elo ngomong langsung di depan muka gue. Okay?"
"Okay. Dan juga sebaliknya ya 'Cha."
"Sip."
Dan hari ini semua terselesaikan dengan baik. Semuanya. Dari perbincangan urusan detil pekerjaanku nanti, sampai akhirnya tentang urusan gaji, yang semua perbincangan itu kami lakukan sembari makan siang.
Sebelum akhirnya benar-benar mengakhiri perbincangan mengenai pekerjaanku...
"Senen minggu depan lah ya gue masuk. Gue leyeh-leyeh dulu seminggu."
"Kurang leyeh-leyehnya 3 bulan? Yang elo gantiin minggu depan 'dah cabut."
"Tapi ngga besok 'kan?"
"Elo gue kasih satu hari lagi untuk leyeh-leyeh. Rabu masuk yah."
Kami pun berpisah. Dan karena letak kantor yang tak jauh dari Senayan City, akhirnya aku memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar di sana.
Sembari berjalan, tiba-tiba aku ingin sekali menelepon seseorang. Bukan dirinya yang seharusnya berada di sampingku, tapi dirinya yang lainnya.
"Anjrit, gue belom bayar tilpun lagi. Hyaaaaahhh. Kesal."
Berarti aku harus menunggu hingga aku tiba di rumah, untuk bisa meneleponnya. Setelah aku mendengar lagu Malaikat Juga Tahu untuk beberapa kali, telepon itu baru diangkat.
"Kenapa, Sayang?"
"Sibuk ya?"
"Gak, in between meetings. Kenapa, Ndut?"
"Kok gendut sih?"
"Kan buncit perutnya."
"Dah ngga weeekkk."
"Kenapa, Nak Kecil."
"Aku lusa dah kerja."
"Huuaaa, anak kecil dah gede, dah bisa kerja wa?"
"Sedih."
"Kok sedih?"
"Iya, liburannya abis."
"Tapi kerenya juga pensiun 'kan. Di mana, jadi apa Cil?"
Dan aku pun menjelaskan detil kepadanya, hingga gaji yang aku terima.
"Ya, banyak belajar, tantangan, walau gajinya ngga segede posisi itu kalo di big company."
"Ah gaji juga nomor sekian 'kan untuk kamu biasanya. Dan segitu 'dah gede juga hari gini."
"Yupe. Hey you're the first one yang aku kasih tau."
"I'm honored."
"Ya, udah aku cuma mau ngasi tau itu, kamu lagi nunggu meeting lagi 'kan?"
"Iya sekalian nungguin magriban."
"Duh senengnya denger kamu magriban lagi."
"Hihihihi."
"Kok hihihihi?"
"Hihihihi aja."
"Ya, udah gih, magriban dulu."
"Love you."
"Love you too."
----
Seseorang Ocha yang aslinya adalah manusia idealis, ternyata kali ini bisa mengorbankan satu idealismenya meniti karir di perusahaan besar. Ia mentahkan semuanya itu, demi suatu idealisme lainnya, yaitu belajar untuk bisa "memporakporandakan" tempatnya bekerja nanti.
Untuk seseorang yang sampai saat ini belum aku beritahukan langsung berita ini, "Nanti aja ya, aku tunggu kalo kamu dah selese sama duniamu sendiri. Yang aku ngga tau kapan, hopefully ngga forever."
So My Friends, my honeymoon is already over by this Wednesday..huaaaaahh..
Senin, Mei 25, 2009
Honeymoon Is Over, Beibihhhh...
Pikiran seorang Rufina Anastasia Rosarini pada saat 23.00
Kategori tulisan: Jurnal Hidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
teteup ya ngadunya ke dia2 juga kikikik..... gak sekalian tuh waktu itu minta di doain biar kerjaannya lancar selalu ? btw selamat ya mbak, gaji pertama traktiran dong, biar rejekinya makin lancar kikikik
waaaaaaaaah ocha selamat bekerja kembaliiiii...jangan lupa sama yang namanya timo kalau udah gajian *ngarep dapet cipratan walau seciprat dua ciprat hehe*
btw lo hardrockers juga yah, gue baru sadar...gara2 lo menyebut nama Rene Suhardono dan menggunakan istilah2 passion dan full time blogger...ahahahaha gue juga tiap hari dengerin tuh...
btw kemarin seru deh di drivenjive, ngebahas little prince yang kebetulan ngujubileh bin jalik baru dua hari sebelumnya gue baca buku itu dalam rangka iseng-iseng ahahahaaha!
salam hardrockers! tar kapan2 kita titip2an salam yuuuk biar eksis ahahaha!
Dyah...hehehhehe pasti dounks "teman baik" kita berdua itu aku telepon..gila lu..dia itu my teacher, my mentor, my love and my soulmate..hehehhehehe..mengutip omongannya..."bukan ga mau, tapi ga bisa" wakakakkakak...
Posting Komentar