Jumat, Mei 30, 2008

Untukmu Ayah Bundaku...

Tak pernah mengeluh dengan tangisanku yang membuat mereka terjaga tengah malam...

Tak pedulikan pindahnya posisi kepala menjadi kaki dan kaki menjadi kepala, hanya untuk memenuhi kebutuhan diriku...

Tak rasakan terik matahari yang mereka lawan saat mereka berusaha membuatku menjadi bintang kejora kebanggaan...

Tak ada satu sen pun harus aku kembalikan pada mereka atas jerih payah membesarkanku...

Tak ada amarah saat sinar mereka meredup untuk dapat membuatku lebih bersinar, bahkan lebih terang dari pada mereka...

Tak jarang ia banting tulang untuk memberikan yang terbaik untukku, walau tak jarang bukan yang terbaik menurutku...

Mereka tak lagi muda...

Tulang mereka melemah...

Indera mereka tak lagi sempurna...

Memori indah itu, kadang pergi dari ingatan...

Sakit, nyeri, silih berganti mendatangi mereka, bagai tamu tak diundang...

Ketakutanku pun mulai datang perlahan...

Ketakutan saat aku tak bisa terus menerus ada untuk mereka, seperti saat mereka ada untukku...

Ketakutan saat aku tak bisa penuhi permintaan mereka, yang tak banyak itu...

Ketakutan kembali melihat mereka terbaring lemah tanpa daya, dan berjuang kembali hidup hanya dengan berbekal senyuman dariku untuk mereka saat itu...

Ketakutan akan senyum yang harus terganti dengan kerelaan hati saat melihat mereka pergi, yang membuatku benar-benar berjalan sendiri kelak...

Ketakutan bahwa waktuku tak akan pernah cukup, untuk membuat mereka dapat bersinar kembali...

Walau sedikit...

Terima kasih untukmu ayah bundaku...

0 komentar: