Langkah kaki ini, tiba-tiba kembali lunglai. Langkah pasti yang baru saja mulai kudapatkan lagi, kembali terhenti. Jawaban itu akhirnya kudapatkan, dan kali ini adalah pasti, nyata untuk membuatku kembali tersungkur.
Sudah siapkah aku menurut-Mu? Seperti yang selama ini aku mohon di dalam obrolanku dengan-Mu setiap hari. Apakah ini semua memang hanya tentang kompetisi dan ego, seperti yang ia katakan?
Dalam tersungkurnya aku, aku hanya mencoba meraih harapan. Dan mencoba kembali meraih sebuah tangan yang tak terlihat, namun selalu setia menemaniku. Tangan yang tak henti menuntun langkahku, namun seringkali kuabaikan. Dan aku percaya Ia tak akan tinggalkan diri ini.
Akhirnya aku pun mulai kembali terangkat. Berhasil mengangkat kepalaku. Menyeka tetes peluh dan air mata, yang sudah aku cukupkan. Kembali bisa berdiri dan melangkah menghadapi kancah peperangan sesungguhnya yang sempat kutinggalkan.
"Kamu terlalu hebat untuk kalah dengan semua ini."
Suntikan penambah semangat itu ada di kotak masuk alamat surat elektronik milikku. Dan akan selalu membuatku bernyanyi..."Menarilah dan Terus Tertawa, Walau Dunia Tak Seindah Surga"
Maaf, "medan perang" di depanku terlalu indah untuk tak aku nikmati. Dan aku juga yakin, milikmu tak kalah menarik. Biarkan kaki-kaki ini melangkah ke dalamnya...
Jumat, November 14, 2008
Aku Ini Hamba Tuhan, Terjadilah Padaku Menurut Perkataan-Mu
Pikiran seorang Rufina Anastasia Rosarini pada saat 01.58
Kategori tulisan: Jurnal Hidup
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar