Kamis, Juni 18, 2009

Urgently Needed...

Berpredikat sebagai seorang Sarjana Psikologi, atau mungkin psychologist wanna be ternyata tidak selamanya menyenangkan ("Hyyaaiyalah! And damn this title! hehehehe"). Dan terkadang ingin sekali saya melepaskan predikat itu dari diri saya, namun ya itu hanya terkadang, tidak selalu.

Seseorang dengan latar belakang pendidikan psikologi, memang dilatih, dididik dan mungkin juga dibentuk sedemikian rupa agar mereka lebih mampu memahami orang lain. Memahami manusia yang katanya merupakan makhluk termulia di muka bumi ini, makhluk yang unik dan tak ada yang sama persis, dari isi pikiran, isi perasaan, isi hati dan pastinya secara fisiknya.

Tidak tahu apakah memang benar, manusia ini (termasuk saya), adalah makhluk paling mulia di muka bumi, jika dilihat dari masih adanya manusia yang mampu menghabisi nyawa manusia lainnya.

Dalam kasus seperti pembunuhan, memang seringkali psikolog diperlukan di sana, agar dapat memahami latar belakang dari tingkah laku membunuh yang dimunculkan oleh pelaku. Yang menjadi pertanyaan saya adalah jika dalam kasus besar seperti kasus pembunuhan itu saja seorang psikolog diharap untuk dapat memahami si pelaku, apalagi untuk kasus-kasus yang lebih kecil?

Saya memang belum mempunyai gelar sebagai psikolog di tangan, tapi setidaknya orang lain telah melihat saya sebagai seseorang yang cukup terlatih untuk dapat lebih memahami orang lain, termasuk memahami kalian. Dan hal itu tidak hanya sebagai pandangan orang lain terhadap saya, tapi lebih sering sebagai keharusan bagi saya. Keharusan untuk memahami orang lain, memahami kalian.

Keharusan untuk memahami sekecil apapun hal yang kalian lakukan. Keharusan untuk dapat menalar alasan dibalik segala ucapan kalian, yang sebenarnya terkadang juga menyakiti saya. Tak sadarkah kalian, bahwa seringkali pun saya telan mentah-mentah sakit hati saya akibat tingkah kalian?

Namun apa yang kalian lakukan saat saya kehilangan kontrol seujung jari saja atas tingkah laku saya? Kalian bisa memperlakukan saya seenak kalian, meninggalkan sejuta kebingungan dan rasa penasaran yang disertai usaha keras untuk menerka, memilah, menyambung hingga menjadikan satu hal yang cukup masuk akal, yang pada akhirnya saya juga-lah yang harus memahami kalian?

Saya bukan mesin yang bisa memindai kalian hanya dengan satu kali lihat, dua kali sentuh, atau mungkin tak cukup dengan sejuta kata yang sudah terlontar dari mulut kita, karena kalian, dan karena saya bukanlah orang yang akan mengeluarkan tingkah laku yang sama persis setiap harinya.

Saya mungkin bisa menjadi sebuah tembok dingin yang tak peduli apa yang kalian lakukan terhadap saya, dan dengan amat menyesal saya katakan bahwa saya akan betah bertingkah seperti itu. Namun kenapa ada saja dari kalian yang meminta saya untuk mulai mengubah diri. Kenapa harus saya lagi yang mempunyai kewajiban untuk memahami kalian?

Mungkin kalian saat ini sedang berpikir bahwa saya sedang menggerutu, tapi saya katakan pada kalian bahwa jika itu yang ada di pikiran kalian, kalian salah. Saya sedang mendaftar, apa yang membedakan saya dengan orang lain, jika dilihat dari pengambilan spesialisasi proses langkahan kaki menuju ke kedewasaan. Dan hal-hal telah saya sebutkan di atas tadi adalah suatu tanggung jawab, juga rasa sakit yang harus saya jalani akibat dari saya memilih terjun ke dunia yang ternyata lebih "sakit jiwa" daripada dunia nyata yang kasat mata, yang kita tinggali ini.

Mungkin ada sebagian dari kalian berpikir bahwa saya sedang menyesal karena merelakan diri terjerumus di dunia "sakit jiwa" yang saya pilih untuk saya lakukan. Sayangnya, jika memang itu yang kalian pikirkan, pikiran kalian salah untuk kesekian-kalinya.

Bagaimana saya bisa menyesal, jika saya teringat bahwa ternyata saya juga terlatih untuk dapat "menghancurkan" pikiran orang lain? Dibentuk untuk dapat "mempermainkan" hati orang lain, walaupun tak jarang saya "memainkan" hati saya sendiri. Belum lagi pengalaman keberhasilan saya dalam "memporakporandakan" seluruh diri kalian yang bisa membuat kalian menjadi linglung luar biasa, hingga mampu membuat kalian tersungkur dan berlutut di depan saya.

Saya hanya perlu memasang ribuan tembok di depan saya, jika kalian saya pilih menjadi orang yang tidak laik untuk mengisi satu titik kecilpun yang masih kosong, di hidup saya. Dan kalian semakin tak bisa memahami saya, karena saya telah membangun dunia dengan tingkat kenyamanan luar biasa, yang sudah barang tentu, kenyamanan untuk diri saya sendiri.

You can take me for granted, ooo..absolutely you can, but just remember one thing that I have a lot of ways to destroy you, even worse than what you did to me.

Especially how to destroy your heart, leave pains and scar on it!!!


----

Dan suatu pagi di obrolan YM:

Saya: "Morning psycho!"

Seorang teman: "Morning sarap."

Dan suatu sore di obrolan YM:

Saya: "Hooorreee dah mati..."

Seorang teman: "Apaan mati?"

Saya: "Elu."

Seorang teman: "Hahahaha, gue seharian sibuk. Sibuk baca buku."

Saya: "Kerja Nyet!!!!"

Seorang teman: "Gaaaaak ada kerjaan nyeeeeeeetttt...! Ngapain lu, masih idup?"

Saya: "Yah. Need a psychologist who's not a psycho badly!"

Seorang teman: "You come to wrong place."

Saya: "I know. None of us!!!!"

----

"At the end of the day we are all weirdos for others...isn't it lovely?"

0 komentar: