Kamis, Mei 14, 2009

Bipolar? Tidakkkkkk!!!!!...

Dua hari belakangan ini banyak hal yang telah berhasil membuatku "sakit kepala" dan benar-benar tak habis pikir...

"Hey, was my heart made to be broken? Gak cuma satu lagi, yang mencla-mencle, menye-menye ngomong gak jejeg. Arrrggghhh, bener-bener jadi bipolar gue! Brengsek lah kalian!"

Bagaimana aku tak menjadi bipolar, dua hari yang lalu. Baru saja selesai mendengar satu berita gembira, kurang dari satu jam kemudian aku mendengar satu kabar buruk; begitu aku sudah bisa mengatasi emosi dari kabar buruk itu, dan berhasil membuat diriku menerima tentang hal itu, tak berapa lama aku mendapatkan berita buruk yaitu perubahan seratus delapan puluh derajat dari berita gembira yang tadi aku terima, yang berarti orang itu berubah pikiran. Belum selesai marahku, saat aku membuka laptop dan on line di facebook di malam hari, dan seperti biasa melihat-lihat siapa saja yang masih on line, aku melihat di dalam daftar sana, ada satu orang yang tumben on line, dan begitu aku memperbaharui statusku, dan melihat kembali ke daftar teman-teman yang on line, orang itu sudah tidak ada di sana.

"What a day or WTF?!!!!!"

Amarah, kekecewaaan yang memuncak ingin sekali aku tuangkan ke dalam tulisanku di blog ini. Berkali-kali aku edit, hapus, buat baru lembaran-lembaran entri baru di sini, yang pada akhirnya aku tinggalkan. Benar-benar aku tinggalkan, dan tak aku teruskan, apalagi untuk dipublikasikan. Bahkan aku putuskan untuk beranjak dari kursi yang berhadap-hadapan dengan laptop kesayanganku di meja merah muda ini; berjalan ke arah kamar mama, dan memilih untuk mengobrol dengannya.

"Bisa kacau kalo gue nulis-nulis blog lagi marah menggila ini. Bisa bubar semuanya. Seasli-asli namanya bisa-bisa gue tulis. Fatal!"

Keadaan seperti ini persis sama dengan keadaanku pada akhir Juli hingga Agustus tahun lalu. Coba kalian perhatikan, tak ada satu tulisan pun pada bulan Agustus tahun lalu.

Ternyata banyaknya tulisanku di dua bulan belakangan ini, bukan karena aku marah (mungkin ada karena marah, tapi tak banyak, dan tak parah seperti dua hari lalu) dan "Hei, kamu ternyata salah, yang bilang kalo aku marah akan lebih optimal nulisnya."

Mungkin memang optimal, tapi tentu akan menghancurkan. Menghancurkan diriku sendiri, (mungkin) menghancurkan kamu, menghancurkan orang-orang yang tersangkut dalam kekesalan dan amarah seorang Ocha yang sedang memuncak.

Dalam keadaan seperti ini, seorang seperti aku, memang harus benar-benar menjaga keadaan otak untuk dapat berpikir logis. Tak boleh sama sekali mementahkan logika dan memenangkan hati. Itulah sebabnya saat emosi seperti ini, aku lebih baik memilih mundur, diam dan tak menjawab, avoidance atau escaping.

Apabila aku marah terhadap seseorang, dan kebetulan orang itu ada tepat di depanku, bisa dipastikan aku tak akan membalas semua omongannya, aku memilih tak beragumentasi, sehingga aku akan mengikuti apa yang diinginkan orang itu, dan menjawab seperlunya. Namun tenang saja, begitu aku sudah bisa mengendalikan diri, aku akan bersikap normal lagi seolah tak ada apa-apa, dan segala pertanyaan akan tetap akan ada di kepalaku, tapi bukan berarti aku lupa sama sekali dengan kejadiannya itu. Hal itu tetap akan menjadi pertimbangan tersendiri saat aku kelak berhadapan dengan mereka lagi.

Satu yang tak mungkin aku sembunyikan saat diri ini sedang kesal dan marah, yaitu arti dari raut wajahku, sehingga dengan mudah di"baca" oleh orang lain. Mulut bisa saja terkunci, namun air muka dan mata ini tak mungkin berbohong.

Jadi, wahai semua yang mengenalku, dan mungkin akan berurusan denganku suatu hari nanti, mungkin ini akan menjadi sedikit bekal kalian untuk dapat "menaklukan" aku.

"GR aja lu 'Cha!!!"

Ya sudah, dari pada aku berlama-lama menulis blog hari ini, yang pada akhirnya akan mulai mengungkap satu per satu nama asli orang-orang menye-menye yang membuatku kesal, lebih baik aku sekarang mengakhiri tulisan ini.

"Harusnya kalian itu 'kan lebih tua dari gue ya, kok masih aja menye-menye!! Katanya di kantor..."

"Hush, hush udah 'Cha, ntar ketauan elo ngomongin sapa."

"Okay! Now I know your quality then."

0 komentar: